Saat berlibur ke Jogja, ada spot-spot foto favorit wisatawan yang juga menjadi ikon kota ini. Ada titik 0 kilometer, Malioboro, hingga Tugu Jogja. Tidak jarang wisatawan datang berkunjung di pagi hari maupun dini hari untuk bisa mengambil foto estetik dari tugu satu ini. Tidak hanya berfoto, kali ini anda akan mempelajari sejarah Tugu Jogja.
Sejarah Singkat Tugu Jogja, Dibangun Sejak Abad ke-17
Menjadi salah satu spot foto favorit wisatawan ketika berkunjung ke Jogja, sejarah Tugu Jogja dimulai ketika tugu ini dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755. Monumen ini diberi warna putih dan emas serta dibangun bersamaan dengan pembangunan Keraton Ngayogyakarta. Tahukah anda, jika bangunan ini juga berada di sumbu filosofis atau garis magis yang menghubungkan laut selatan, Kraton Jogja, dan Gunung Merapi.
Pembangunan ini merupakan perwujudan dari pesan Sultan Hamengkubuwono I yang pernah disampaikan kepada keluarga dalem, abdi dalem, dan rakyat Jogja. Pesan tersebut berisi harapan akan semangat kebersamaan yang terjunjung tinggi serta harkat manusia yang terus terjaga.
Makna Ornamen Tugu Jogja
Selain bentuknya yang estetik dan otentik, ternyata masing-masing ornamen yang ada pada tugu legendaris ini memiliki makna tersendiri. Pada bagian puncak tugu terdapat sebuah untiran yang melambangkan pemikiran untuk menuju nirwana. Selanjutnya, ada prisma segi delapan yang melambangkan delapan watak menuju kesempurnaan atau hastha brata. Berikutnya, anda bisa menemukan panah vertikal dan daun loto yang melambangkan ketajaman hati manusia untuk membedakan yang baik dan buruk. Serta hexagram yang mewakili arah menuju ke cahaya yaitu Tuhan.
Berikutnya ada sebuah sudut runcing yang juga melambangkan Tuhan sebagai tujuan akhir manusia. Penggambaran ini juga dilengkapi dengan deretan titik yang memiliki arti tentang perjalanan tiada henti menuju kebenaran. Ornamen wajikan juga turut disematkan pada tugu yang mewakili kesederhanaan masyarakat Jogja. Sedangkan air tetes melambangkan sifat masyarakat Jawa yang seperti air. Sekilas terlihat lemah, namun dapat menghancurkan batu.
Fakta Seputar Tugu Jogja
Tugu yang kini dikenal sebagai ikon Kota Jogja ini memiliki beberapa fakta unik yang harus anda ketahui. Terutama pada bagian struktur bangunan yang menjadi cerita sejarah Tugu Jogja.
Bentuk Awal Tugu Golong Gilig
Saat pertama kali dibangun, bentuk Tugu Jogja tidaklah berbentuk seperti bangunan yang sekarang anda kenal. Aslinya, tugu ini berbentuk silinder yang menyangga bola pejal atau yang disebut dengan Tugu Golong Gilig. Dalam Bahasa Jawa, golong memiliki arti berbentuk seperti bola pejal sedangkan gilig memiliki arti silinder. Menurut pesan Sultan Hamengkubuwono I saat membangun, bentuk ini juga memiliki arti Manunggaling Kawulo lan Gusti yang berarti bersatunya rakyat dengan raja.
Pernah Runtuh dan Dibangun Ulang oleh Belanda
Kemudian pada tahun 1889, bangunan tugu direnovasi secara total oleh Belanda dan menjadi bangunan tugu yang kini anda kenal. Bangunan yang tadinya berbentuk silinder diubah menjadi bentuk persegi yang setiap sisinya dihiasi oleh semacam prasasti. Selain badan tugu, renovasi tersebut juga mengubah bagian ujung tugu yang tadinya berbentuk bulat menjadi runcing. Setelah proses renovasi inilah Tugu Jogja mulai dikenal dengan nama De White Paal atau Tugu Pal Putih.