Sate klathak pertama kali dikenalkan di daerah Jejeran, Bantul pada tahun 1960-an. Semula hanya berawal dari beberapa penjual, kini daerah Imogiri, Bantul menjadi pusat kuliner sate klathak. Jika anda sedang berwisata di tengah kota Jogja dan ingin mencicipi kuliner satu ini, anda bisa berkunjung ke sate klathak Pak Jede!
Keunikan sate klathak Pak Jede
Sate klathak Pak Jede mulai buka pada September 2013 dan menawarkan konsep warung sate tradisional yang terletak di tengah Kota Yogyakarta. Tujuannya, agar pelanggan tidak perlu jauh-jauh berkunjung ke Dusun Jejeran untuk menikmati sate klathak. Selain itu, gerai ini juga memiliki desain yang luas dan bersih agar pelanggan nyaman ketika menikmati menu-menu yang dihidangkan di sate klathak Pak Jede.
Menjaga cita rasa khas Jejeran
Meskipun terletak di tengah Kota Yogyakarta, sate klathak Pak Jede tetap mempertahankan cita rasa otentik sate klathak di Dusun Jejeran. Daging kambing yang sudah dipilih kemudian dibumbui dengan garam krosok (garam laut kasar), kemudian ditusuk menggunakan jeruji sepeda, dan dibakar di atas bara arang. Setelah itu, sate klathak ini juga disajikan dengan kuah gule nan gurih yang bisa anda tambahkan dengan irisan bawang merah dan cabai rawit sesuai selera.
Daging pilihan untuk cita rasa unggulan
Selain cara pengolahan dan komposisi bumbu yang masih terjaga, daging yang digunakan pun harus sesuai kriteria. Daging yang digunakan adalah daging kambing yang berusia 7-8 bulan pada bagian paha belakang dan punggung. Sedangkan bagian-bagian lain juga cocok untuk jenis masakan-masakan tertentu. Misalnya bagian sayapan dan tengkuk yang cocok untuk tongseng. Selain sate klathak, gerai ini juga menyediakan menu lain seperti sate bumbu kecap, tongseng, kicik, gulai jeroan, gule balungan, tengkleng, nasi goreng kambing, hingga soto daging kambing.
Asal-usul nama sate klathak
Ketika sate klathak pertama kali dijajakan di Imogiri, ada tiga pedagang yang terkenal pada saat itu yaitu Mbah Cupet, Mbah Ambyah, dan Mbah Umar. Sedangkan, istilah sate klathak sendiri berasal dari suara daging yang terbakar karena dilumuri garam. Daging tersebut berbunyi “klathak-klathak” ketika dibakar. Akan tetapi, ada juga yang menyebut nama sate klathak berasal dari suara buah melinjo yang jatuh di atas atap pedagang.
Lokasi dan Jam Buka
Sate klathak ini terletak di daerah Nologaten, Condongcatur, Sleman, sekitar 5,7 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Malioboro. Anda bisa menempuhkan dengan perjalanan kurang lebih 15 menit tergantung kepadatan lalu lintas.
Alamat : Jalan Nologaten No.46, Nologaten, Sleman, Yogyakarta
Jam Buka : 10.00 – 23.00 WIB
Harga : Rp25.000