Gudeg merupakan kuliner yang berbahan dasar nangka muda dan biasa disajikan dengan kuah areh, sambal goreng krecek dan aneka macam lauk. Seperti telur pindang, tahu dan tempe bacem, serta ayam opor atau ayam bacem. Perpaduan rasa yang khas inilah yang menjadikan gudeg sebagai primadona bagi masyarakat lokal dan wisatawan. Tetapi siapa sangka, ternyata tidak banyak pecinta kuliner mengetahui asal usul gudeg.
Asal Usul Gudeg, Makanan Khas Jogja Sejak Abad 15
Kuliner legendaris ini pertama kali muncul pada tahun 1500-an. Berawal dari pembangunan Kerajaan Mataram di Alas mentaok yang memiliki banyak pohon nangka dan menghasilkan buah melimpah. Agar buahnya tidak terbuang, para pekerja membersihkan buahnya dan memasaknya bersama santan dan bumbu selama berjam-jam. Ketika mengaduk, para pekerja menggunakan teknik yang disebut hangudek atau hangudeg. Dari sinilah asal usul nama gudeg diambil.
Sekitar seribu tahun setelah gudeg pertama kali ditemukan, kuliner ini sering kali dijadikan hidangan untuk menyambut tamu kerajaan. Kepopuleran gudeg pun pernah menjadikan menu ini sebagai sajian spesial bagi para raja. Hingga saat ini, gudeg bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat.
Jenis-Jenis Gudeg yang Ada di Jogja
Tidak hanya satu jenis, tahukah anda bahwa ada 3 jenis gudeg yang dikenal di kalangan masyarakat Jogja. Ada gudeg basah, gudeg kering, dan gudeg manggar yang masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri.
Gudeg Basah
Jenis yang pertama adalah gudeg basah. Gudeg yang disajikan dengan kuah santan gurih ini biasanya banyak anda temukan ketika berburu sarapan. Pada gudeg basah, kuah areh dan sambal goreng krecek yang disajikan pun memiliki lebih banyak kuah dibandingkan dengan gudeg kering. Beberapa warung yang menjajakan gudeg basah pun turut menambahkan daun singkong dalam penyajiannya.
Gudeg Kering
Berikutnya ada gudeg kering yaitu jenis gudeg yang paling dikenal di kalangan masyarakat. Berbeda dengan gudeg basah, gudeg kering memerlukan waktu memasak yang lebih lama agar kuahnya mengering dan berwarna kecoklatan. Rasanya pun cenderung lebih manis. Gudeg jenis ini juga bisa tahan lebih dari 24 jam di suhu lemari es, cocok bagi anda yang berencana membawanya sebagai buah tangan. Anda cara pengemasan yang bisa dipilih, seperti menggunakan kardus, besek, kendil, hingga kemasan kaleng.
Gudeg Manggar
Selain gudeg yang berbahan dasar gori atau nangka muda, anda bisa menemukan varian gudeg yang berbahan dasar manggar atau bunga kelapa. Ada sensasi kelezatan tersendiri ketika anda mencicipi kuliner satu ini. Tekstur crunchy dan cita rasa yang mirip jamur tiram membuat kuliner ini semakin digandrungi oleh para wisatawan. Akan tetapi, keterbatasan bahan baku membuat kuliner ini makin sulit untuk ditemukan.